Pertamina Disebut Bakal Mulai Pengeboran Blok Rokan Tahun Ini |
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan penandatanganan kontrak kerja sama Blok Rokan oleh PT Pertamina (Persero) akan dilakukan pada tahun ini. Pasalnya, Pertamina dalam Rencana Kerja dan Anggaran (Work Plan and Budget/ WP&B) menargetkan pengeboran di Blok Rokan bisa dilakukan pada Agustus 2019 mendatang."Bulan-bulan ini kan harus putus (tanda tangan)," ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis (4/4).
Sebelumnya, sejak Juli 2018, pemerintah telah mengumumkan Pertamina akan mengelola Blok Rokan setelah masa kontrak operator saat ini Chevron Pasifik Indonesia (CPI) habis pada 2021. Atas keputusan tersebut, Pertamina harus membayar bonus tanda tangan sebesar US$784 juta dan menyampaikan komitmen kerja pasti sebesar US$500 juta. Jika ditandatangani, kontrak tersebut akan berlaku selama 20 tahun.
Namun, hingga kini, penandatanganan yang direncanakan bisa dilakukan pada akhir tahun lalu itu, hingga kini belum terlaksana. Dwi mengungkapkan lambannya penandatanganan kontrak akibat pembahasan kedua perusahaan terkait persoalan teknis masih alot.
"Skenarionya seperti apa. Kalau Chevron yang melakukan, Pertamina yang investasi. Karena Pertamina belum masuk ke situ bagaimana nanti mengembalikan (investasi) Pertamina ini dari cadangan mereka," Namun Dwi optimistis kedua perusahaan akan menemukan titik temu. Fokus dari kedua perusahaan adalah menahan laju penurunan produksi alami yang terjadi di salah satu blok migas andalan Indonesia itu. Salah satu teknologi yang digunakan perusahaan adalah dengan metode pengurasan lanjutan (Enhanced Oil Recovery/EOR).
Sebagai informasi, SKK Migas mencatat rata-rata produksi siap jual (lifting) Blok Rokan pada kuartal I 2019 hanya 197 ribu bph atau turun sekitar 6 persen dari rata-rata tahun lalu yang sebesar 209,47 ribu bph. Realisasi tersebut setara dengan 26,4 persen dari total realisasi lifting minyak tahun lalu sebesar 745 ribu bph.
Sebelumnya, sejak Juli 2018, pemerintah telah mengumumkan Pertamina akan mengelola Blok Rokan setelah masa kontrak operator saat ini Chevron Pasifik Indonesia (CPI) habis pada 2021. Atas keputusan tersebut, Pertamina harus membayar bonus tanda tangan sebesar US$784 juta dan menyampaikan komitmen kerja pasti sebesar US$500 juta. Jika ditandatangani, kontrak tersebut akan berlaku selama 20 tahun.
Namun, hingga kini, penandatanganan yang direncanakan bisa dilakukan pada akhir tahun lalu itu, hingga kini belum terlaksana. Dwi mengungkapkan lambannya penandatanganan kontrak akibat pembahasan kedua perusahaan terkait persoalan teknis masih alot.
"Skenarionya seperti apa. Kalau Chevron yang melakukan, Pertamina yang investasi. Karena Pertamina belum masuk ke situ bagaimana nanti mengembalikan (investasi) Pertamina ini dari cadangan mereka," Namun Dwi optimistis kedua perusahaan akan menemukan titik temu. Fokus dari kedua perusahaan adalah menahan laju penurunan produksi alami yang terjadi di salah satu blok migas andalan Indonesia itu. Salah satu teknologi yang digunakan perusahaan adalah dengan metode pengurasan lanjutan (Enhanced Oil Recovery/EOR).
Sebagai informasi, SKK Migas mencatat rata-rata produksi siap jual (lifting) Blok Rokan pada kuartal I 2019 hanya 197 ribu bph atau turun sekitar 6 persen dari rata-rata tahun lalu yang sebesar 209,47 ribu bph. Realisasi tersebut setara dengan 26,4 persen dari total realisasi lifting minyak tahun lalu sebesar 745 ribu bph.
Demikianlah Artikel Pertamina Disebut Bakal Mulai Pengeboran Blok Rokan Tahun Ini
Sekian Pertamina Disebut Bakal Mulai Pengeboran Blok Rokan Tahun Ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan kali ini.
Anda sedang membaca artikel Pertamina Disebut Bakal Mulai Pengeboran Blok Rokan Tahun Ini dan artikel ini url permalinknya adalah https://onlineberita24.blogspot.com/2019/04/pertamina-disebut-bakal-mulai.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.